Ada seorang ibu yang tinggal di sebuah gubuk sederhana hendak
melahirkan, dia adalah seorang janda yang suaminya meninggal karena
perang. Pada saat itu hanya seorang nenek tua yang dapat membantunya
dalam persalinan, lahirlah seorang anak perempuan. Dia memiliki
kekurangan. Dia buta dan wajahnya tidak seperti manusia. Ibunya sangat
terkejut melihat anak yang di lahirkannya berbeda dengan yang lain. Dia
merasa malu dan takut kalau orang tahu bahwa ia memiliki anak seperti
itu. Seminggu setelah melahirkan ketika hujan badai datang, ibu itu
meninggalkan anak yang telah dilahirkannya dan memberinya nama Maura. 13
tahun kemudian, pada suatu malam terbangunlah ibu itu dari tidurnya. Ia
bermimpi bahwa Maura setia menunggunya di gubuk tua itu. Seorang ibu,
adalah seorang ibu. Betapa pun usahanya untuk menjauhi anaknya tetap
suatu saat dia akan terpanggil karena nalurinya sebagai seorang ibu.
Sehingga suatu hari ia pun menceritakan kesalahannya ini kepada
suaminya. Ia meminta maaf telah menutupi semuanya selama belasan tahun.
Begitu baik suaminya itu, di ajaknya ibu ini kembali ke desa untuk
mencari anak yang telah di tinggalkannya. Tibalah sepasang suami-istri
ini di depan gubuk, di bukanya pintu itu dengan penuh kegembiraan. Tak
bisa ia menemukan anaknya, yang ia temukan hanyalah kertas-kertas yang
berisi ungkapan rindu Maura kepada ibunya. Salah satu suratnya berisi :
"Ibuku sayang, aku mencintaimu setulus hatiku. Aku selalu menunggumu di
tempat ini hingga kau menjemputku. Aku yakin ketika tulisan ini berakhir
engkau akan menjemputku tinggal bersamamu."
Memang benar apa yang di tuliskan Maura, ketika dia telah meninggal, ibunya datang untuk menjemputnya.
sedih ya baca tulisan maura ini
ReplyDeleteiya sedih, tapi sepertinya harus ada perbaikan ini kak.. soalnya banyak yang janggal kata teman2.
ReplyDelete